Karya Tulis Ilmiah: Evolusi Radio: Radio Dalam Himpitan Teknologi Milenial. Oleh Thalissa Permata Larasati, SMP Labschool Jakarta, 28 Maret 2019.





BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang           
Radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara, pemancar radio, atau pesawat radio (KBBI). Secara umum radio didefinisikan sebagai teknologi pengiriman sinyal dengan cara pengubahan gelombang untuk menyampaikan bunyi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan perantara.
 Radio telah menjadi bagian dari teknologi komunikasi selama lebih dari seabad silam. Radio telah berkembang pesat dari segi penyajian informasi, tujuan penyiaran, media yang digunakan untuk mengakses.
Radio bermetamorfosis dari fungsi utamanya sebagai alat penyiaran kini berkembang menjadi beragam fungsi dan motifnya, seperti media jurnalisme, misi dakwah, pengiklanan, dan sarana hiburan. Meski radio tergolong sebagai media informasi yang paling lama dan kini untuk mendapatkan informasi sangat mudah diakses, namun radio tidak kehilangan pendengar setianya.
Secara teknis, teknologi radio juga berkembang pesat dari yang sebelumnya hanya bisa diakses dengan media konvensional, kini dengan mudah bisa dinikmati pada media online.
Adalah Radio satelit, yaitu radio yang mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital. berbeda dengan sinyal analog yang menggunakan gelombang continue (kelanjutan), gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal digital yang terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini ditransmisikan ke daerah jangkauan yang jauh lebih luas karena menggunakan satelit. karena perangkat yang mahal (menggunakan satelit) membuat sistem ini komersil. pendengar harus berlangganan untuk dapat mendengarkan siaran radio. Meskipun begitu kualitas suara yang dihasilkan sangat jernih, tidak lagi terdapat noise seperti siaran radio konvensional.
Berbeda dengan dengan Radio Satelit, Podcast adalah file-file media digital yang berseri (baik itu audio atau video) yang dirilis secara episodik dan biasanya didownload melalui sindikasi web. Salah satu kelemahan dari radio konvensional adalah kita harus mendengarkan pada saat yang bersamaan penyiar menyiarkan siaran tersebut. Dengan Podcast, kita dapat mengunduh file podcast kapan saja yang anda mau, dan mendengarkannya kapan saja yang anda mau (dan ada waktu) dimana saja. Kemudahan lain, kita dapat membawa iPod dimana saja kapan saja dengan mendengarkan berita-berita terbaru tanpa terbatas waktu.

1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.             Bagaimana perkembangan alat penyiaran radio?
2.             Apakah perkembangan teknologi informasi mempengaruhi akses orang mendapatkan siaran radio?
3.             Apa kelemahan-kelemahan teknologi radio?
4.             Bagaimana cara radio bertahan dari perkembangan teknologi informasi?
5.             Adakah pergeseran fungsi radio?

1.3         Batasan Masalah
Media penyiaran saat ini sangat beragam seperti TV, Media Sosial, telepon. Tetapi karya tulis hanya akan membahas teknologi penyiaran radio.

1.4         Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis adalah sebagai berikut.
1.         Untuk mengetahui perkembangan fungsi radio.
2.         Untuk mengetahui perkembangan teknologi radio.
3.         Memberikan informasi kepada pembaca mengenai fungsi dan teknologi radio dari masa ke masa
4.         Untuk memenuhi profil lulusan SMP Labschool Jakarta.

1.5         Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam kualitatif, melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dan media internet.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang           
Radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara, pemancar radio, atau pesawat radio (KBBI). Secara umum radio didefinisikan sebagai teknologi pengiriman sinyal dengan cara pengubahan gelombang untuk menyampaikan bunyi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan perantara.
 Radio telah menjadi bagian dari teknologi komunikasi selama lebih dari seabad silam. Radio telah berkembang pesat dari segi penyajian informasi, tujuan penyiaran, media yang digunakan untuk mengakses.
Radio bermetamorfosis dari fungsi utamanya sebagai alat penyiaran kini berkembang menjadi beragam fungsi dan motifnya, seperti media jurnalisme, misi dakwah, pengiklanan, dan sarana hiburan. Meski radio tergolong sebagai media informasi yang paling lama dan kini untuk mendapatkan informasi sangat mudah diakses, namun radio tidak kehilangan pendengar setianya.
Secara teknis, teknologi radio juga berkembang pesat dari yang sebelumnya hanya bisa diakses dengan media konvensional, kini dengan mudah bisa dinikmati pada media online.
Adalah Radio satelit, yaitu radio yang mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal digital. berbeda dengan sinyal analog yang menggunakan gelombang continue (kelanjutan), gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal digital yang terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini ditransmisikan ke daerah jangkauan yang jauh lebih luas karena menggunakan satelit. karena perangkat yang mahal (menggunakan satelit) membuat sistem ini komersil. pendengar harus berlangganan untuk dapat mendengarkan siaran radio. Meskipun begitu kualitas suara yang dihasilkan sangat jernih, tidak lagi terdapat noise seperti siaran radio konvensional.
Berbeda dengan dengan Radio Satelit, Podcast adalah file-file media digital yang berseri (baik itu audio atau video) yang dirilis secara episodik dan biasanya didownload melalui sindikasi web. Salah satu kelemahan dari radio konvensional adalah kita harus mendengarkan pada saat yang bersamaan penyiar menyiarkan siaran tersebut. Dengan Podcast, kita dapat mengunduh file podcast kapan saja yang anda mau, dan mendengarkannya kapan saja yang anda mau (dan ada waktu) dimana saja. Kemudahan lain, kita dapat membawa iPod dimana saja kapan saja dengan mendengarkan berita-berita terbaru tanpa terbatas waktu.

1.2         Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.             Bagaimana perkembangan alat penyiaran radio?
2.             Apakah perkembangan teknologi informasi mempengaruhi akses orang mendapatkan siaran radio?
3.             Apa kelemahan-kelemahan teknologi radio?
4.             Bagaimana cara radio bertahan dari perkembangan teknologi informasi?
5.             Adakah pergeseran fungsi radio?

1.3         Batasan Masalah
Media penyiaran saat ini sangat beragam seperti TV, Media Sosial, telepon. Tetapi karya tulis hanya akan membahas teknologi penyiaran radio.

1.4         Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis adalah sebagai berikut.
1.         Untuk mengetahui perkembangan fungsi radio.
2.         Untuk mengetahui perkembangan teknologi radio.
3.         Memberikan informasi kepada pembaca mengenai fungsi dan teknologi radio dari masa ke masa
4.         Untuk memenuhi profil lulusan SMP Labschool Jakarta.

1.5         Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam kualitatif, melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dan media internet.

BAB II
                                                                 PEMBAHASAN          

2.1         Definisi
2.1.1   Sejarah  Radio
Radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara, pemancar radio atau pesawat radio (KBBI). Penemuan teknologi radio ditandai oleh tiga tonggak sejarah yaitu berawal dari teori matematis oleh Maxwell (3 Juni 1831-5 November 1879) yang memprediksi adanya pancaran gelombang elektromagnetik. Melalui konsep matematisnya, ia meyakini bahwa kecepatan gelombang sama dengan kecepatan cahaya. Karena seperti cahaya, maka gelombang elektromagnetik dapat dipantulkan serta dibiaskan walaupun tidak dapat dilihat dan dirasakan.
Setelah 20 tahun berlalu, Heinrich Rudolf Hertz (22 Februari 1857-1 Januari 1894) seorang fisikawan berkebangsaan Jerman membuktikan teori Maxwell dengan menciptakan satu aparatus yang dinamakan Spark Gap yang dapat menghasilkan dan mendeteksi gelombang radio pada frekuensi VHF (very high frequency) dan UHS (ultra high frequency).
Di tangan seorang ilmuan Guglielmo Marconi (25 April 1874-20 Juli 1937) seorang insinyur listrik berkenbagsaan Italia, menjadikan penemuan Spark Gap sebelumnya menjadi sistem yang benar-benar praktis dengan penambahan transmiter ciptaannya. Dia berhasil melakukan pengiriman pesan telegraf radio dari Cornwall di Inggris ke New Foundland di Kanada pada 12 Desember 1901 melintasi Samudra Atlantik dan meretas jarak 3.300 kilometer.
Di Indonesia, sejarah perkembangan radio dimulai dari jaman penjajahan Belanda (1925-1942). Pembangunan telegeraf radio pertama pada tahun 1911 di Sabang yang berfungsi untuk berkomunikasi dengan kapal-kapal yang berlintas berlayar di perairan Sabang. Kemudian muncul keinginan untuk membangun stasiun yang menyelenggarakan siaran. Lahirlah perkumpulan siaran radio yang pertama di Hindia Belanda pada 16 Juni 1925 yang diberi nama Bataviasche Radio Vereeniging (BRV) di Weltevreden (Jakarta).
Setelah lahirnya BRV (pada 1925), di Tanjung Priok berdiri suatu perkumpulan radio yang mengadakan percobaan penyiaran dengan materi musik barat. Perkumpulan penyiaran ini pada 1934 diberi nama NIROM (Netherlands Indische Radio Omroep Maatschappij). Pendirian NIROM ini kemudian memicu perorangan atau suatu perusahaan untuk membangan penyiaran sendiri di daerahnya. Tercatat di Bandung berdiri radio Amateurs Voer Bandoeng en Omstreeken (PMY, 1926). Di Medan, pada 1930, didirikan badan penyiaran Mayers Omroep Voor Allen (MOVA) dan di Surabaya berdiri ARVO (Algemene Radio Vereniging Omroep). Atas inisiatif ARVO dan PMY, pada 26 Desember 1935 dibentukalah ferederasi institusi penyiaran yaitu Federatie van Radio Omroep Vereniging in Netherlands Indische (Frone).
Untuk mengimbangi peranan NIROM, beberapa stasiun radio pribumi membentuk asosiasi Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) pada 28 Maret 1937. Tahun 1940, keluarlah surat keputusan pemerintah nomor 1458/A yang menetapkan bahwa pemerintah menyetujui penyerahan pekerjaan dari NIROM kepada PPRK. Sebagai realisasinya, 1 November 1940 mulailah berkumandang di angkasa siaran yang diselengarakan oleh PPRK.
Berbekal perawatan siaran peninggalan Belanda dan Jepang, RRI (Radio Republik Indonesia) resmi didiikan pada 19 September 1945 dengan semboyan terkenal, ‘sekali di udara tetap di udara’. RRI merupakan radio yang mempunyai jaringan terbesar di Indonesia yaitu 60 stasiun dengan 191 programa di Indonesia. Berdasarkan penelitian, yang diselenggarakan Universitas Indonesia pada 2003, RRI telah menjangkau 85 persen penduduk Indonesia.

2.1.2   Peran dan Fungsi Radio
Hampir 14 tahun sejak kelahiran Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, secara kuantitatif jumlah radio siaran di tanah air mengalami lonjakan yang fantastik. Pada 1998, jumlah stasiun radio kurang dari seribu. Saat ini, jumlahnya sekitar 3.000 lembaga penyiaran radio apabila merujuk pada data Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Memang, dari sisi kuantitatif, terjadi peningkatan jumlah stasiun radio karena tidak terlepas dari semangat reformasi yang berimbas pada mudahnya memperoleh izin siar. Tapi seiring pesatnya pertumbuhan internet, pengelola stasiun radio dihadapkan pada tantangan besar, yakni bergesernya pola konsumsi media. Popularitas radio  semakin memudar setelah digilas televisi, dan sekarang pendengarnya disedot beragam media di internet. Orang kini dengan mudah mendapatkan berita dan hiburan atau lagu di jejaring dunia maya. Beragam informasi berserakan di Facebook, Twitter, Instagram, dan media sosial lainnya. Segala jenis lagu, lawas dan terbaru, komplit di Youtube. Tak pelak, konsumen media kini ramai-ramai beralih ke media online, terutama media sosial dan aplikasi mobile.
Dapat dikatakan, khalayak saat ini hanya mendengarkan radio ketika berkendara mobil untuk mendengarkan lagu pengusir kantuk atau mendengarkan informasi lalu lintas guna menghindari kemacetan. Laporan penelitian NPD Group di Amerika Serikat yang dirilis April 2012 menunjukkan, anak muda saat ini lebih mendengarkan musik lewat layanan streaming ketimbang radio FM/AM. Bahkan fenomena kemunculan Spotify, pemutar lagu streaming, dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan bakal menggerus eksistensi radio siaran, juga pemutar lagu iPod sampai iTunes. Spotify yang resmi hadir di Indonesia sejak 30 Maret 2016 memiliki kelebihan dari radio, seperti koleksi lagu super lengkap, sangat personal, dan mudah dioperasikan.
Pesatnya pertumbuhan internet dewasa ini menjadi tantangan bagi pengelola studio radio siaran untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan konten. Jika tidak, eksistensi radio akan tersisihkan oleh daya tarik media internet yang mampu menyajikan semua kebutuhan konsumen.
Era internet membawa dampak buruk bagi media-media konvensional. Kehadiran media online (situs berita) dan media sosial menyebabkan media-media cetak kehilangan pembaca. Radio termasuk yang terdampak perkembangan media online. Jumlah pendengar menurun. Namun, radio tetap bertahan. Salah satu kekuatan radio adalah untuk mendengarkan radio pendengar tidak memerlukan energi khusus. Radio bisa didengarkan di mana saja, kapan saja, bahkan melalui gadget.
Pendengar radio tidak perlu dengan membaca atau menulis. Cukup dengan mendengarkan. Itu pun tak perlu sambil duduk di depan radio.  Mendengarkan radio bisa dilakukan sambil mencuci piring, menyapu, menyeterika, mengemudi mobil, atau sambil mengetik dan ngeblog.
Data lembaga survey A.C. Nielsen menyebutkan, radio masih jaya di udara. Pengenar radio masih banyak. Alasan terbesar orang mendengarkan radio sampai sekarang adalah karena radio  dapat menjadi teman dan sahabat di mana pun dan kapan pun diperlukan. Radio memiliki basis pendengar dengan karakteristik yang lebih spesifik. Suara merdu dari sang penyiar mampu menarik telinga para pendengarnya untuk tetap setia.

2.1.3 Apa Perbedaan FM dan AM ?
Untuk memahmi perbedaan AM dan FM, dapat di ilustrasikan, misalkan kita sedang mengendarai speedboat di sungai yang tenang kemudian speedboat mogok ditengah sungai. Sungainya sendiri adalah stasiun pemancar. Dan kita ingin menyampaikan suatu informasi kepada seseorang yang berada di pinggir sungai lainnya, tidak ada pilihan untuk  menyampaikan pesan melalui berteriak dikarenakan jarak yang cukup jauh. Informasi yang ingin kita sampaikan adalah S.O.S atau meminta bantuan kepada orang-orang di daratan. Maka kita membuat isyarat dengan membuat air sungai atau air laut agar timbul gelombang dengan menghentak-hentakkan speedboat naik dan turun, yang kode tinggi rendahnya gelombang dapat dipahami bagi yang menerima, mirip seperti kode morse. Oleh sebab orang-orang didaratan hanya mengerti kode tinggi dan rendahnya gelombang, maka saya pun harus mengirim sinyal dengan format yang mereka mengerti yaitu metode tinggi rendah suatu gelombang. Metode mengirimkan dan mengkode dengan tinggi rendahnya suatu gelombang dinamakan metode AM (Amplitudo Modulation ).
Sedangkan jika orang-orang atau unit penerima (receiver) hanya mengerti dengan seberapa banyaknya gelombang yang muncul. Banyaknya frekuensi gelombang yang dikirimkan, diterima dan dilihat oleh seseorang yang berada didaratan ini dinamakan metode FM (Frequency Modulation).
Kedua proses modulasi baik itu AM dan FM dinamakan proses Analog. Ini berarti informasi atau isyarat yang dikirimkan direpresentasikan secara fisik dan terukur. Permasalahan yang ada dalam sistem AM dan FM adalah sinyal atau informasi yang akan dikirimkan menjadi bagian tersendiri terhadap gelombang pembawanya sehingga sangat rentan sekali dengan keadaan loss signal dan terblokir oleh media lain seperti gedung, pohon, kendaraan dan lain-lain. Ketika suatu sinyal analog radio hilang maka tidak akan ada lagi kesempatan untuk mengambil atau memanfaatkannya kembali (diperkuat oleh sistem).

2.2       Perkembangan Teknologi Radio
2.2.1 Radio Analog
 Sistem Analog adalah suatu bentuk dari komunikasi elektronik yang merupakan proses pengiriman informasi pada gelombang elektromaknetik, dan bersifat berkelanjutan atau disebut juga dengan sinyal analog.
Contohnya sinyal gambar pada televisi, atau suara pada radio yang dikirimkan. Analog merupakan proses pengiriman sinyal dalam bentuk gelombang. Contoh lainnya, ketika seseorang berkomunikasi dengan menggunakan telepon, maka suara yang dikirimkan melalui jaringan telepon tersebut dilewatkan melalui gelombang. Dan kemudian, ketika gelombang ini diterima, maka gelombang tersebutlah yang diterjemahkan kembali ke dalam bentuk suara, sehingga si penerima dapat mendengarkan apa yang disampaikan oleh pembicara lainnya dari komunikasi tersebut tapi suara akan terputus-putus bila sinyal/gelombang yang didapat terhambat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem analog merupakan suatu bentuk sistem komunikasi elektromagnetik yang menggantungkan proses pengiriman sinyalnya pada gelombang elektromagnetik.
Gelombang radio membawa energi yang tidak terlihat naik dan turun mengikuti modulasi yang diberikan. Proses Modulasi sendiri adalah rekayasa untuk menyampaikan isyarat gelombang, yang dipancarkan oleh antena pengirim dan menjelajah sampai mengenai antena radio penerima. Proses modulasi yang direkayasa dengan menggunakan komponen-komponen elektronik ini dapat berupa modulasi amplitudo AM atau modulasi Frekuensi FM.




Gambar 1: Radio Analog
(sumber: http://elitesignal.blogspot.com/2016/03/prinsip-kerja-radio.html)

Bagaimana Sebuah Radio Analog Bekerja ?
Antena penerima ukurannya sekitar 30 cm, yang mana ini sudah lebih dari cukup untuk menangkap gelombang signal yang melaluinya. Semakin tinggi semakin banyak dan kuat sinyal yang ditangkap.
1.        Baterai atau Power Supply sumber tenaga untuk komponen-komponen elektronik.
2.        Loudspeker yang mengubah sinyal getaran listrik menjadi getaran sinyal yang terdengar.
3.        Power Supply AC alternatif sumber tenaga dari baterai.
4.        Trafo radioelektronik penurun tegangan 220 Volt ke yang lebih rendah, misalnya 6 Volt AC.
5.        Internal AM dan ferite untuk menangkap metode AM seperti yang dijelaskan diatas.
6.        Trafo IFT, Trafo yang lebih kecil dari trafo daya sebagai penyaring frekuensi dan memblokir sinyal diluar sinyal modulasi.
7.        Amplifier yang berfungsi untuk menguatkan kembali sinyal lemah yang sudah ditangkap dan dipisahkan.
8.        Volume Control untuk mengatur seberapa keras suara ingin didengarkan.
9.        Tune in control adalah Variabel Capasitor untuk memilih gelombang mana yang akan di teruskan. 88 Mhz artinya rangkaian osilator hanya akan mengikuti dan ikut bergetar dan berosilasi pada frekuensi 88.000 Mhz dalam satu detik.








Gambar 2: Proses Pengiriman Gelombang pada Radio Analog
                                                                           
Gambar 3: Alur Cara Kerja Radio

Alokasi Penggunaan Frekuensi Radio
Band/use
Wavelength
Frequency
LW (Long Wave)                                                            
5km–1km
60kHz–300kHz
AM/MW (Amplitude Modulation / Medium Wave)
600m–176m       
500kHz–1.7MHz
SW (Short Wave)
188m–10m
1.6MHz–30MHz
VHF/FM (Very High Frequency / Frequency Modulation)
10m–6m
100MHz–500MHz
FM (frequency modulation)
3.4m–2.8m
88MHz–125Mhz
Aircraft
2.7m–2.2m
108–135MHz
Cellphones
80cm–15cm
380–2000MHz
Radar
100cm–3mm
 0.3–100GHz



Untuk tertib penggunaan frekuensi radio maka dibentuklah sebuah badan yang mengatur alokasi penggunaan frekuensi diatas. Tujuannya supaya tidak terjadi tumpang tindih komunikasi menyampaikan informasi. Yang mana hal tersebut dapat juga berakibat fatal jika sebuah informasi yang disampaikan bersifat rahasia atau penting untuk keselamatan dalam bekerja. Jika kita berniat ingin memancar secara resmi pada frekuensi tertentu. Haruslah terlebih dahulu mendapatkan izin dari sebuah badan seperti ORARI misalnya.

Gambar 4: Ilustrasi Siaran Radio Analog

2.2.2 Kelemahan dan Keunggulan Radio Analog
A. Kelebihan Sistem Analog
Sistem analog memiliki potensi jumlah tak terbatas resolusi sinyal. Dibandingkan dengan sinyal-sinyal digital, sinyal analog kepadatan tinggi, dapat dilakukan pengolahan lebih sederhana dibandingkan dengan setara digital. Sinyal analog dapat diproses secara langsung oleh komponen analog, meskipun beberapa proses tidak tersedia kecuali dalam bentuk digital.
B. Kelemahan Sistem Analog
Kelemahan dari teknologi ini adalah tidak bisa mengukur sesuatu dengan cukup teliti. Karena hal ini disebabkan kemampuan mereka untuk secara konsisten terus – menerus merekam perubahan yang terus menerus terjadi, dalam setiap pengukuran yang dilakukan oleh teknologi analog ini selalu ada peluang keragu – raguan akan hasil yang dicapai, dalam sebuah teknologi yang membutuhkan ketepatan kordinasi dan ketepatan angka – angka yang benar dan pas, kesalahan kecil akibat kesalahan menghitung akan berdampak besar dalam hasil akhirnya. Dan teknologi ini butuh ketepatan dan ketelitian yang akurat, salah satu bentuknya adalah otak kita.

2.2.3   Radio Digital
Sistem Digital adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengukur suatu nilai yang bersifat tetap atau tidak teratur dalam bentuk diskrip berupa digit-digit atau angka-angka.
Sistem digital merupakan sistem elektronika yang setiap rangkaian penyusunnya melakukan pengolahan sinyal diskrit. sistem digital terdiri dari beberapa rangkaian digital/logika, komponen elektronika, dan elemen gerbang logika untuk tujuan pengalihan tenaga/energi.
Salah satu karakteristik sistem digital adalah bahwa ia bersifat diskrit, sedangkan sistem analog bersifat berkelanjutan sehingga pengukuran yang didapat sebenarnya lebih tepat dari sistem digital hanya saja banyak keuntungan-keuntungan yang lain yang dimiliki oleh sistem digital. Masing-masing sistem tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri tergantung dari untuk kasus apa sistem tersebut digunakan. Perbedaan paling mendasar dari analog dan Digital adalah pada bentuk gelombang sinyal masing-masing. Sinyal analog mempunyai bentuk sinus atau setengah lingkaran, sedangkan sinyal digital mempunyai bentuk gelombang persegi atau kotak. Bentuk gelombang sinyal listrik bisa dilihat dengan alat bernama Osiloskop.
Sinyal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog, yaitu:
a.         Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
b.        Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri, Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk.
c.         Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara interaktif.

Gambar 5: Cara Kerja Radio Digital

2.2.4 Kelemahan dan Kelebihan Radio Digital
A. Kelebihan sistem digital
a.            Teknologi digital menawarkan biaya lebih rendah, keandalan (reability) lebih baik, pemakain ruang yang lebih kecil dan konsumsi daya yang lebih rendah.
b.           Teknologi digital membuat kualitas komunikasi tidak tergantung pada jarak.
c.            Jaringan digital ideal untuk komunikasi data yang semakin berkembang.
d.           Teknologi digital memungkinkan pengenalan layanan-layanan baru.
e.            Teknologi digital menyediakan kapasitas transmisi yang besar.
f.            Kemampuan memproduksi sinyal yang lebih baik dan akurat.
g.           Mempunyai reliabilitas yang lebih baik (noise lebih rendah akibat imunitas yang lebih baik).
h.           Fleksibilitas dan fungsionalitas yang lebih baik.
i.             Kemampuan pemrograman yang lebih mudah.
j.             Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang mengakibatkan informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi.
k.           Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri.
Sistem komunikasi digital berhubungan dengan nilai-nilai, bukan dengan bentuk gelombang. Nilai-nilai bisa dimanipulasi dengan rangkaian rangkaian logika, atau jika perlu, dengan mikroprosesor. Operasi-operasi matematika yang rumit bisa secara mudah ditampilkan untuk mendapatkan fungsi-fungsi pemrosesan sinyal atau keamanan dalam transmisi sinyal.
B. Kelemahan Sistem Digital
Sistem digital juga mempunyai beberapa kerugian dibandingkan dengan sistem analog, bahwa sistem digital memerlukan bandwidth yang besar. Sebagai contoh, sebuah kanal suara tunggal dapat ditransmisikan menggunakan single – sideband AM dengan bandwidth yang kurang dari 5 kHz. Dengan menggunakan sistem digital, untuk mentransmisikan sinyal yang sama, diperlukan bandwidth hingga empat kali dari sistem analog. Kerugian yang lain adalah selalu harus tersedia sinkronisasi. Ini penting bagi sistem untuk mengetahui kapan setiap simbol yang terkirim mulai dan kapan berakhir, dan perlu meyakinkan apakah setiap simbol sudah terkirim dengan benar.

2.3         Pelemahan Radio
Inilah yang dikatakan Meeske (2003) tentang kelemahan radio.
1.         Radio is aural only. Satu-satunya cara yang diandalkan radio untuk menyampaikan pesan adalah bunyi (sound).  Radio tidak dilengkapi dengan kemampuan untuk menyampaikan pesan lewat gambar. Untuk membayakan kejadian sesungguhnya, orang pada dasarnya menggunakan teater imajinasnya sendiri.
2.         Radio message are short lived. Yang namanya pesan radio hidupnya hanya sebentar- short lived.  Pesan radio bersifat satu arah, sekilas dan tak dapat ditarik lagi begitu diudarakan. Arena itu, menyampaikan pesan melalui radio bukan pekerjaan main-main dan penuh tanggungjawab.
3.         Radio listening is prone to distraction. Mendengarkan radio itu rentan gangguan. Radio hanya berurusan dengan satu indra saja: pendengaran. Begitu pendengaran terganggu, maka tak ada lagi cerita radio dalam hidup seseorang. Orang juga kerap mendengarkan radio sambil melakukan pekerjaan lain. Akibatnya, konsentrasi kerap terpecah.
2.3.1   Pergeseran dari Analog ke Digital
Pada saat ini, khususnya dalam bidang elektronika, penggunaan teknik digital telah banyak menggantikan kerja yang sebelumnya menggunakan teknik analog. Alasan utama terjadinya pergeseran menuju teknologi digital itu adalah sebagai berikut:
1.         Sistem digital lebih mudah dirancang. Hal itu terjadi karena hal yang digunakan adalah rangkaian pengalih yang tidak memerlukan nilai tegangan atau arus yang pasti, hanya rentangan (tinggi atau rendah) yang diperlukan.
2.         Penyimpanan informasi mudah dilakukan. Penyimpanan informasi itu dapat dilakukan oleh rangkaian pengalih khusus yang dapat menyesuaikan informasi tersebut dan menahannya selama diperlukan.
3.         Ketepatan dan ketelitiannya lebih tinggi. Sisttem digital ndapat menangani ketelitian sebanyak angka yang diperlukan hanya dengan menambahkan rangkaian penganlih saja. Dalam sistem analog, ketelitian biasanya terbatas hanya sampai tiga atau empat angka saja karena nilai tegangan dan arus didalamnya bergantung langsung pada kepada nilai komponen rangkaiannya.
4.         Operasinya dapat dengan mudah diprogramkan. Sangat mudah untuk merancang suatu sisrem digital yang kerjanya dikendalikan oleh program. Sistem analog juga dapat diprogram tetapi ragam dan kerumitan operasinya sangat terbatas.
5.         Sistem digital lebih kebal terhadap noise. Perubahan tegangan yang tidak teratur  tidak terlalu mengganggu seperti halnya dalam sistem analog. Dalam sistem digital nilai pasti untuk tegangan tidak penting sepanjang noise itu tidak sebesar sinyal tinggi atau sinyal rendah yang telah ditetapkan.
6.         Lebih banyak rangkaian digital yang dapat dibuat dalam bentuk chip rangkaian terpadu. Meskipun rangkaian analog juga dapat dibuat dalam bentuk IC, kerumitannya membuat sistem analog itu lebih mahal dalam bentuk IC.
7.         Satu-satunya kekurangan rangkaian digital adalah karena dunia nyata sesungguhnya adalah sistem analog. Hampir semua besaran fisik di dunia inibersifat analog dan besaran itulah yang merupakan masukan dan keluaran yang dapat dipantau, yang dolah dan dikendalikan oleh sistem. Contohnya adalah suhu, tekanan, letak, dll.
8.         Pada saat ini semakin banyak penggunaan teknik analog dan digital dalam suatu sistem untuk memanfaatkan keunggulan masing-masing. Tahapan terpenting adalah menentukan bagian mana yang menggunakan teknik analog dan bagian mana yang menggunakan teknik digital. Dan dapat diramalkan di masa depan bahwa teknik digital akan menjadi lebih murah dan berkualitas.
2.4 Bagaimana Radio Dapat Beradaptasi Terhadap Perkembangan Teknologi ?
Untuk mendapatkan informasi perkembangan Radio saat ini, penulis secara khusus melakukan wawancara pada Radio Muara 693 AM di kawasan Rawamangun, Penulis mewawancarai Mas Arya BK pengelola harian sekaligus penyiar Radio Muara. Berikut kesimpulannya:
Radio Muara didirikan oleh beberapa orang  pada tahun 1994, kurang lebih 25 tahun. Tujuannya untuk bisnis dan memajukan musik Indonesia.
Radio Muara memakai AM setelah tahun 2008 jatuh dan sempat vakum selama 2 tahun. Pada tahun 2011, berdiri lagi dengan AM karena jangkauan siarnya lebih luas. Bisa sampai ke Bangka Belitung atau Malaysia bahkan walaupun tidak terlalu jauh katanya. FM tidak bisa karena jangkuannya pendek.
Menurutnya yang membedakan AM dan FM adalah AM jaringanya penuh dan luas, kelemahannya suaranya tidak stereo, jika terhalang gedung atau terowongan jembatan sinyalnya bisa hilang. Sementara FM kualitas suaranya bagus karena sudah stereo dan sinyalnya cukup stabil dan tidak terganggu jika ada penghalang seperti gedung tetapi jangkauan siarnya tidak seluas AM.
Radio Muara pernah jatuh dan vakum bukan karena ketidaksanggupan menghadapi era digital, tetapi karena masalh internal, sahamnya dimiliki beberapa orang.
Radio Muara dimiliki oleh Almarhum Pak Sys NS. Karena beliau meninggal sekarang digantikan anaknya.
Jika ingin mendirikan radio harus izin lingkungan sekitar karena adanya pemancar yang bisa menggangu komunikasi mereka, setidaknya ada 250 tanda tangan warga sekitar yang menyetujui. Kalau mudah atau tidaknya tergantung persiapan. Kalau syarat-syaratnya lengkap, izin dari KemKominfo cepat, nanti kita akan diberitahu frekuensi mana yang kosong dan bisa dipakai.
Penulis bertanya bahwa adakah pajak penggunaan frekuensi. Beliau menjawab ada pajak tahunan pendapatan yang harus ditanggung, tetapi beliau tidak tahu tentang pajak penggunaan frekuensi.
Agar tidak ditinggal pendengart setia, Radio Muara telah membuat website sehingga lebih mudah di akses oleh siapapun yang terhubung dengan internet, memanfaatkan media sosial seperti Facebook untuk siaran live audio visual, dan ini hanya lakukan oleh radio muara live via Facebook.  Radio Muara juga memiliki aplikasi sendiri sejak tahun 2017.
Radio Muara juga bekerjasama dengan beberapa produk untuk dijual dan menjalin mintra kerjasama dengan lembaga pemerintah, misalnya BNN. BNN sudah berlangganan, menggunakan Radio Muara untuk mengiklankan program BNN.
Dari segi konten dan target pendengar, sebelum pindah ke AM segmen mereka Musik Pop karena menargetkan pendengar remaja, tetapi setelah pindah ke AM, mereka fokus ke Dangdut Tarling (gitar suling) dengan tagline ‘Musik Asik Nusantara’. Karena siapa yang tidak kenal dangdut katanya.  Hampir semua suka dangdut, mereka menargetkan pendengar usia 25 keatas karena mereka pasti mengenal dangdut.
Intinya mereka melakukan siaran tujuannya untuk menghibur masyarakat, tidak mau yang mengangkat hal-hal yang berat. “Orang mendengarkan radio butuh hiburan”, kata beliau.
Terakhir, penulis bertanya apa harapan Mas Arya sebagai pengelola Radio  pada pemerintah atau aturan apa yang diperlukan agar radio tetap bisa mengudara. Beliau menjawab tidak ada. Mungkin memperluas jaringan, jangan dibatasi. Pemerintah yang mau bermitra dengan mereka, untuk iklan layanan masyarakat atau semacamnya sudah cukup.

BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
1.    Pendengar dapat mudah mendengarkan radio dengan melakukan aktivitas lain.
2.    Sistem digital yang bersifat diskrit, memiliki pengukuran yang lebih akurat dari sistem analog yang bersifat berkelanjutan, sehingga mendatangkan lebih banyak keuntungan dan perpindahan dari sistem analog ke digital.
3.    Kelemahan radio meliputi: hanya menghandalkan suara, pesan yang bersifatnya hanya sebentar, dan rentan gangguan saat mendengarkannya.
4.    Bahwa untuk beradaptasi dan mempertahankan eksistensi dengan perkembangan tekonologi modern, radio harus berdamai dan menyesuaikan diri dengan tekologi seperti membuat aplikasi aadio, Radio Streaming, radio digital dan  memaksimalkan peran media sosial.
5.    Tidak ada perubahan frekuensi radio, radio tetap menggunakan frekuensi FM dan AM. Namun terjadi perubahan signifikan cara akses.
6.    Untuk menarik pendengar radio modern harus pandai melihat kebutuhan pendengar, seperti konten,  target pendengar,  pengembangan bisnis dan informasi edukasi.
7.         Keberadaan radio akan terus ajeg jika pengelola terus berupaya mengembangkan program dan membangun mitra partner.

3.2     Saran
1.    Kepada pemerintah, perlu regulasi untuk lebih perhatian pada radio-radio lokal agar tetap mengudara.
2.    Kepada kaum milenial, perlu penelitian khusus mengenai dampak negatif teknologi modern pada perkembangan radio.
3.    Kepada masyarat, perlu memetakan radio berdasarkan fungsi dan peran penyiarannya untuk mempermudah regulasi dan identifikasi.
4.    Kepada para pengelola, menjadi keharusan siaran radio dapat diaskes secara mudah (daring) dan melakukan pengembanagn konten dan iklan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012, Pengertian Radio dan Penjelasannya (Diakses 3 Februari 2019)  http://jelajahiptek.blogspot.com/2012/06/pengertian-radio-dan-penjelasannya.html.

Anonim, 2013, Mengenal Radio (Diakses 3 Februari 2019) http://satrad223.blogspot.com/2013/06/mengenal-radio.html.

Anonim, 2014, Bagaimana Cara Kerja Radio Internet (Diakses 3 Februari 2019) https://www.carakukerja.com/2014/10/bagaimana-cara-kerja-radio-internet.html.

Anonim, 2014, Radio Tidak Boleh Mati (Diakses 3 Februari 2019) http://indonesiakreatif.bekraf.go.id/iknews/radio-tidak-boleh-mati/.

Anonim, 2016, Cara Radio Bertahan (Diakses 3 Februari 2019) https://industri.kontan.co.id/news/cara-radio-siaran-bertahan.

Anonim, 2016, Prinsip Kerja Radio (Diakses 3 Februari 2019) http://elitesignal.blogspot.com/2016/03/prinsip-kerja-radio.html.

Anonim, 2018, Radio Masih Bertahan di Era Internet, jumlah Pendengar masih banyak (Diakses 3 Februari 2019) http://romeltea.com/radio-masih-bertahan-di-era-internet-jumlah-pendengar-masih-banyak/.
                
Anonim, 2018, Radio Tetap Bertahan di Era Digital (Diakses 3 Februari 2019) http://www.depokpos.com/arsip/2018/01/radio-tetap-bertahan-di-era-digital/.

Anonim, Menambah Jarak Jangkauan HT dan Radio Rig (Diakses 3 Februari 2019) http://radiokomunikasi.co.id/menambah-jarak-jangkauan-ht-dan-radio-rig/.

Astuti, Santi Indra. 2008. Jurnalisme Radio. Bandung: Refika Offset.

Arifarahma, Zanuba, 2017, Alur Kerja Dari Industri Layanan Internet Pada Industri (Diakses 3 Februari 2019) https://zanubafara.wordpress.com/2017/07/26/alur-kerja-dari-industri-layanan-internet-pada-industri-isp/.

Djamal, Hidajanto ; Fachruddin, Andi. 2011. Dasar-Dasar Penyiaran. Jakarta: Prenadamedia Group.

Mufid, Muhammad. 2005. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana, Prenadamedia Group & UIN Press.

Pusparini, Putu Ayu, Perkembangan Teknologi Radio (Diakses 3 Februari 2019) https://putuayupusparini.wordpress.com/perkembangan-teknologi-radio/.

Rivai, Muhammad Reza, Mengulik Peran dan Fungsi Radio Masa (Diaskes 3 Februari 2019) http://ptkom.blogspot.com/2010/07/mengulik-peran-dan-fungsi-radio-masa.html.

Tjahyono, Bambang Heru, et al. 2007. Sistem TV Digital dan Prospeknya di Indonesia. Jakarta: Pt. Multicom Indo Persada.

Wahjudi, J.B. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.



Dokumen:
Dara Bunga R., M.Sn. dan Herdi, M.Sn. Analog dan Digital System. Institut Seni Budaya Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Wisata Edukasi

Liburan Tahun Baru

LIBURAN NAIK KELAS